BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Sintaksis dan Leksikal
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna
dengan dunia bunyi, sebagai penghubung diantara kedua dunia itu, bahasa
dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksiko, komponen gramatika,
dan komponen fonologi. Kalau bahasa itu merupakan subsistem, maka sistem bahasa
itu memiliki tiga buah subsistem, yaitu subsistem leksikon, subsistem
gramatika, dan subsistem fonologi. Ketiga subsistem itu terikat pula dengan
dunia pragmatic atau dunia konteks.[1] Perhatikan bagan berikut:
Dunia Makna
|
Pragmatik
|
B A H A S A
|
III
|
II
|
I
|
Pragmatik
|
Dunia Bunyi
|
Ket :
I : Leksikon
II : Gramatika
III : Fonologi
Komponen gramatika atau subsistem gramatika pada bagan
diatas terbagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem morfologi dan subsistem
sintaksis. Dalam hal ini, subsistem morfologi bertugas mengolah komponen
leksikon menajdi kata yang bersifat gramatikal. Sedangkan subsistem sintaksis
mengolah kata-kata hasil olahan subsistem morfologi itu menjadi satuan-satuan
sintaksis. Sehingga dalam makalah ini akan
dibahas tentang subsistem sintaksis yang membicarakan tentang penataan dan pengaturan
kata-kata kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut dengan satuan
sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Satuan-satuan
sintaksis ini akan diolah oleh subsistem fonologi menjaid wujud-wujud fisis
dalam dunia bunyi, yang bersifat konkret karena dapat diamati secara empiris
melalui pendengaran. Sedangkan dalam aspek leksikon
atau leksikal akan dibahas tentang pengontrasan kata dalam suatu bahasa
berdasarkan makna dan pemakaian kata dalam bahasa berdasarkan analisis
leksikologi konstrastif.
BAB II
Kajian Teori
A. Linguistik Kontrastif
Sintaksis dan leksikal merupakan salah satu bahasa dalam
linguistik kontranstif. Kata contranstive
adalah kaat keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrast. Dalam The
American College Dictionary terdapat penjelasan sebagai berikut[2]:
Contras : 1. to set in opposition in order to show unlikeness; compare by observing
differences (menempatkan dalam oposisi atau pertentangan dengan tujuan
memperlihatkan ketidaksamaan; memperbandingkan dengan jalan memperhatikan
perbedaan-perbedaan)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
istilah linguistic kontrastif atau contrastive
linguistics adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan;
ketidaksamaan-ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih. Terdapat persamaan dan juga perbedaan antara
linguistik komparatif dan linguistik kontrastif. Persamaan antara keduanya
adalah keduanya mengadakan perbandingan antara dua bahasa atau lebih. Lalu,
perbedaannya terletak pada penekanan. Linguistik komparatif ingin mengetahui
persamaan atau perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik
kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan yang mencolok yang terdapat pada
dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu
dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang ada dianggap sebagai hal
yang biasa, hal yang umum saja.
Linguistik kontrastif bukanlah merupakan suatu perancang
pengajaran atau teaching device. Linguistik
kontrastif lebih cenderung merupakan suatu alat dalam penyediaan
persiapan-persiapan bahan pengajaran, atau merupakan suatu pembimbing bagi para
guru dalam penggunaannya.
B. Fungsi Linguistik Kontrastif
Linguistik kontranstif mempunyai dua fungsi utama, yaitu
fungsi ilmiah dan fungsi praktis. Linguistik kontranstif sangat berguna dalam
menentukan dan membangun bahan-bahan yang akan diajarkan dalam pengajaran
bahasa asing. Linguistik kontrastif ini memudahkan para guru yang berpengalaman
untuk meramalkan keberhasilan yang dapat diterima oleh akal sehat,
bagian-bagian struktur bahasa yang bagaimana yang akan menimbulkan
kesukaran-kesukaran yang terbesar bagi para pelajar.
Dengan demikian yang jelas terhadap masalah-masalah yang
dihadapi linguistik kontrastif atau tata bahasa kontrastif memungkinkan adanya
timbunan perangkat pengalaman yang harus diperhatikan dan digarap oleh pengajar
bahasa asing atau pengajaran bahasa kedua. tanpa rencana kerja ini, dapat
dikembangkan seperangkat pengalaman dalam pengajaran bahasa Perancis kepada
pembicara bahasa inggris, tetapi jelas tidak ada jalan atau cara menghubungkan
hal tersebut dengan pengalaman dalam pengajaran bahasa Italia kepada
orang-orang yang berbahasa Jerman.
C.
Sintaksis
Kontrastif
Asal-usul kata
sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘sun’ yang berarti ‘dengan’
dan kata ‘tattein’ yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi
istilah itu berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata
atau kalimat.[3] Sintaksis
adalah kajian linguistik yang membahas tataran hubungan antar-kata serta
merepresentasikan struktur dan bentuk ucapan dari penutur. Satuan sintaksis
terdiri dari kata, frasa, klausa, dan kalimat.[4] E. Zaenal Arifin dalam bukunya
Sintaksis menyebutkan, Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan
hubungan antar kata dalam tuturan (speech).[5]
The term ‘syntax’ is restricted to the arrangement of words.[6]
Shirley L. Stryker mengatakan bahwa “syntax is the study of the patterns by which words are combined to make
sentence”.[7] Kemudian
Bloch and Trager mengatakan bahwa “the
analysis of constructions that involve only free form is called syntax”.[8] Dari berbagai pendapat
para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang kata dalam
hubungannya dengan kata-kata lain dalam suatu ujaran atau kalimat dan kalimat
ini berjenis-jenis pula. Nelson Francis membuat pembagian kalimat seperti
berikut ini[9]:
a. Menurut
posisinya dalam percakapan, terdapat tiga jenis kalimat:
1. A situation-sentence
adalah kalimat yang mengawali suatu percakapan.
2. A sequence-sentence
adalah kalimat yang menyambung suatu percakapan tanpa mengganti pembicara
3. A response-sentence
adalah kalimat yang meneruskan suatu percakapan dengan suatu pergantian
pembicara.
b. Menurut
konteks dan jawaban yang dihasilkan, dapat dibedakan enam jenis kalimat:
1. A greeting sentence : Hello Bill….Hello Mary.
2. A call sentence : how are you?..... Fine,
thanks
3. An exclamation sentence : Oh! Oh! …. (no response)
4. A question sentence :
here are you going?.... home
5. A request sentence : please close the window… okay
6. A statement sentence : I meet John at the office
today….Mm-hm
Berbicara mengenai syntactic
structure atau syntactic relationship,
maka kita mengenal empat struktur utama, yaitu:
1. Structure of modification
(struktur modifikasi)
2. Structure of prediction
(struktur prediksi)
3. Structure of complementation
(struktur komplementasi)
4. Structure of coordination
(struktur koordinasi)
D. Leksikologi Kontrastif
Leksikologi dalam bahasa inggris
dinamakan lexicology yang berarti ilmu atau studi mengenai bentuk, sejarah dan
arti kata-kata.[10] Sedangkan dalam bahasa arab, leksikologi disebut
dengan ilmu Al-ma’ajim yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kamus.[11]
Menurut istilahnya, leksikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna atau arti kosakata yang telah
termuat atau akan dimuat di dalam kamus. Leksikologi
adalah cabang linguistik yang mempelajari leksikon. Leksikon sendiri merupakan
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata
dalam bahasa; kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau
suatu bahasa; perbendaharaan kata; kosakata; daftar kata yang disusun seperti
kamus, dengan penjelasan yang singkat dan praktis.[12] Tarigan
menerjemahkan leksikologi sebagai telaah mengenai butir-butir kosakata
(leksem-leksem) suatu bahasa, termasuk makna-makna dan hubungannya, serta
perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna sepanjang waktu.[13] Sehingga konsep
dasar dalam leksikologi ialah leksem (kata yang merupakan satuan bermakna atau
satuan terkecil dari leksikon).
Jadi dapat di simpulkan bahwa
leksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna atau
arti kosakata yang termuat atau akan dimuat di dalam kamus.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisis
Sintaksis Kontrastif
1. Struktur Modifikasi
Modification is the
relationship in which a word, phrase, or clause is used as a modifier of
another word or group of words. [14]
1.1 Struktur inti keterangan
Dalam struktur modifikasi terdapat dua unsur yang disebut
inti (head) dan keterangan (modifier). Yang dapat bertindak selaku
inti, antara lain[15]:
a. Kata Benda (Noun):
- Beautiful house - Lazy boy - Fresh Air - Long
story
Pada phrase seperti diatas yang paling umum bertindak
selaku noun modifier (kata
keterangan) adalah adjective (kata
keadaan)
b. Kata keadaan (adjective):
- A very good teacher - Still
famous singer - Always nice man
Pada kalimat diatas, yang paling banyak bertindak sebagai
modifiers of adjectives adalah qualifiers dan advervs (kata keterangan)
c. Kata kerja (verbs):
- He works successfully - He drives rapidly - He is moving ahead
Pada kalimat diatas, yang paling banyak bertindak sebagai
modifier of verbs adalah adverbs (kata pengantar). Posisi yang
umum bagi kata keterangan yang menerangkan kata kerja adalah langsung di
belakang kata kerja itu. Selain itu mungkin pula di awal kata kerja tersebut.
- He slowly drove - He
successfully tried - They carefully
listen
d. Kata tugas (function word)
- Very like a whale - Almost all people - More than enough money
Sekarang jika dilihat pengontrasan antara bahasa inggris
dan bahasa Indonesia dalam bidang struktur modofikasi, maka terlihat yang
paling nyata adalah mengenai yang berintikan kata benda, karena bahasa
Indonesia berstruktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Perhatikan contoh berikut:
- Makanan
enak - Rumah besar - Pekerjaan berat
Sedangkan bahasa inggris mengenal struktur MD
(Menerangkan-Diterangkan). Lihat pengontrasannya dibawah ini:
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
- Rumah
Besar - Big House
- Anak
Malas - Lazy Boy
- Cerita
Pendek - Short Story
- Udara
Segar - Fresh Air
- Sepatu
merah -
Red Shoes
- Wanita
tua -
Old Lady
1.2.
Konstuksi Posesif
Kata benda banyak sekali bertindak sebagai keterangan
kepada kata benda. Kata benda-kata benda muncul di depan kata benda yang
diterangkannya tidak pernah di belakangnya. Struktur-struktur jenis ini ada dua:
a. Struktur-struktur
dimana kata benda yang menerangkan memiliki infleksi posesif (‘s)
b. Struktur-struktur
dimana kata benda yang menerangkan itu muncul pada bentuk dasar atau infleksi
jamak (-es)
Yang pertama kadang disebut juga kontruksi posesif (possessive construction) yang kedua
disebut kontruksi noun adjunct (noun
adjunct construction). Berikut ini contoh kedua konstruksi tersebut dengan
kata benda yang sama sebagai keterangannya.
Possessive
Noun-Adjunct
- Child’s play - Child psychology
- A dog’s life - The dog days
- A day’s work - The day shift
- My father’s house - A father image
Pasangan terkahir secara jelas melukiskan perbedaan arti
yang mungkin terdapat antara kedua struktur modifikasi tersebut. Perbedaan
formal antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: suatu konstruksi yang
mengandung of dapat digantikan bagi
konstruksi posesif dan determiner (kalau
ada) akan berpindah bersama kata benda keterangan tersebut; sebaliknya,
beberapa jenis konstruksi lain harus diganti bagi noun adjunct, dan determiner
berpindah bersama kata benda inti.
Dalam contoh berikut tanda “>” berarti diubah menjadi:
my father’s house > house of my father. The woman’s doctor > doctor
of that woman. That woman doctor
> that doctor who is a woman.
Kalau kedua konstruksi diatas kita kontraskan dengan
konstruksi yang terdapat dalam bahasa Indonesia, maka jelas terlihat bahwa
dalam bahasa inggris terdapat struktur MD (Menerangkan-Diterangkan) dan dalam
bahasa Indonesia struktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Lihat perbandingannya
dibawah ini:
Bahasa Inggris Bahasa
Indonesia
- Child’s play -
Permainan Anak-Anak
- Mother’s book - Buku ibu
- My father’s house - Rumah ayah
saya
- A dog’s life -
Kehidupan anjing
- Child psychology -
Psikologi anak
2.Struktur Prediksi
Prediction is the
relationship between the subject (S) and (V) in the sentence.[16] Dalam struktur predikat
biasanya terdapat dua buah gatra langsung (immediate
constitutuents) yanitu subjek (S) dan predikat (P). tiap gatra ini mungkin
berupa sebuah kata tunggal, sebuah kata dengan kata tugas, suatu frasa, atau
salah satu dari ketiga jenis struktur sintaksis lainnya, yaitu
struktur-struktur modifikasi, kompementasi, atau koordinasi. [17]
Dalam bahasa Inggris, predikat itu selalu mengandung
sebuah kata kerja atau frase kata kerja. Maka, kalau predikat itu hanya terdiri
dari satu kata, maka kata itu adalah kata kerja (verb), misalnya:
- Monkey talks -
The sun sets
Kalau predikat merupakan suatu struktur modifikasi maka
intinya adalah sebuah kata kerja, seperti dalam kalimat:
- The sun sets in the west - Courtesy always pays
Kalau predikat merupakan sebuah struktur komplementasi,
maka salah sebuah gatranya merupakan elemen kata kerja yang selalu mengandung
kata kerja dalam terasnya:
- The snow was cold -
The clerk sold me the shirt
Kalau predikat merupakan sebuah struktur koordinasi, maka
unsur -unsur koordinasi itu sendiri dapat merupakan kata kerja ataupun
struktur-struktur yang didalamnya kata kerja merupakan unsur utama:
- We walked and talked - people either like this place or hate
it
Anjuran tata bahasa tradisional, bahwa untuk menetapkan
predikat suatu kalimat perlu dicari kata kerjanya terlebih dahulu, sebenarnya
dapat diterima pada bahasa tertentu, termasuk bahasa Inggris.
Kata kerja bahasa Inggris menunjukan
perbedaan-perbedaan formal (formal
distinctions), yang dapat diklasifikasikan dibawah tujuh topik atau judul,
yaitu: person, tense, phase, aspect,
mode, voice, dan status.[18]
Person :
Semua kata kerja bahasa Inggris, kecuali the modal axualiries (can, may, shall, will, must, dare, need)
mempunyai dua persons, yaitu common person dan third singular person.
Bentuk-bentuk kata kerja yang terdiri
dari bentuk dasar ditambah infleksi (-s)
adalah dalam the third-singular person
dan semua yang lainnya (kecuali bentuk-bentuk tertentu dari to be) berada dalam bentuk ini
ditentukan oleh sejenis hubungan dengan subjek, yang oleh ahli tata bahasa
disebut sebagai distribusi komplementer bentuk-bentuk linguistik yang memiliki
fungsi sintaksis yang sama dalam korelasi sintaksis dengan bentuk-bentuk
pembeda formal lainnya dimana keduanya dihubungkan secara sintaksis.
Tense
: Semua kata kerja bahasa inggris, kecuali auxiliaries, ought, must mempunyai dua
tenses: the common tense (present tense)
dan the past tense. Secara formal
keduanya dibedakan oleh infleksi.
Bentuk the past tense terdiri dari dasar kata + suffiks infleksi (-ed) sedangkan bentuk-bentuk the common tense adalah dasar kata itu
sendiri dan the third singular person
(dasar kata + -s).
Phase :
Semua kata kerja bahasa Inggris, kecuali sejumlah kecil auxiliaries, mempunyai dua phase, yaitu: the simple phase dan the
perfect phase.
The
perfect phase ditandai oleh penggunaan beraneka
bentuk auxiliary have dengan bentuk past participle kata kerja itu: he has spoken, he has gone
Aspect
: Kata kerja bahasa inggris mempunyai tiga aspek: the simple aspect, the durative aspect, dan the inchoative aspect
Aspek sederhana (the
simple aspect) tidak mempunyai ciri-ciri khas. Aspek duratif dibentuk oleh auxiliary be dan bentuk kata kerja present participle (base+-ing). Aspek
inkoatif dibentuk oleh auxiliary get
dan bentuk present participle kata
kerja itu.
Durative inchoative
He is talking we
got talking
She was swimming let’s get
going
We ought to be working we ought to get working
Mode
: Kata kerja bahasa Inggris, berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok:
a)
Dibentuk oleh modal auxiliaries dengan bentuk dasar
kata kerja
b) Dibentuk
oleh auxiliaries lainnya yang
terbentuk dengan bentuk infinitive
kata kerja (to+base). Modal auxiliaries adalah can, may, shall, will, must, dare, need, do.
Semua ini kecuali must dan need mempunyai bentuk-bentuk past-tense. Auxiliaries yang membentuk modes
dengan infinitive adalah have, be, be going, be about, used, ought,
get, have, got. Modes yang dibentuk oleh auxiliaries lainnya belum
mempunyai nama tertentu. Contoh:
Modal auxiliaries Other
auxiliaries
He can go they
have to go
They should have
spoken he was
going to speak
You
will come people
were about to leave
Voice : Kata
kerja bahasa Inggris mempunyai dua voices yaitu
the normal or active voice dan passive
voice. Bentuk-bentuk passive voice
terdiri dari beberapa bentuk auxiliaries
be dengan bentuk past participle kata
kerja itu. Bentuk pasif lainnya adalah dengan get sebagai auxiliary dan
past participle. Contoh:
Active Be passive Get
passive
He kills he is killed he gets killed
They built
a house the house was built the house got built
status :
kata kerja bahasa Inggris mempunyai empat status, yaitu:
a)
The
affirmative status
b)
The
interrogative status
c)
The
negative status
d)
The
negative-interrogative status
Status interogatif ditandai oleh perubahan urutan kata,
termasuk inversi subjek dan auxiliary,atau auxiliary yang pertama, kalau
terdapat lebih dari satu auxiliary. Kata kerja yang tidak mempunyai auxiliary
dalam status afirmatif mempergunakan auxiliary do, does/did untuk membentuk status interogtaif (keculai be yang biasanya hanya menginversikan
subjek dengan kata kerja dan have
yang dapat menginversikan atau dapat mempergunakan bentuk-bentuk do).
Auxiliaries get, used
(to), have (to) juga mempergunakan bentuk-bentuk do. Contoh status interogatif:
Bentuk - bentuk
inversi Bentuk
- bentuk do
Is he working does
he work?
Has he worked did
he word?
Is he going to work does
he have to work?
Status negative ditandai oleh inversi atau penyisipan
kata tugas not, yang mempunyai
berbagai allomorph seperti /not, nt, ant,
an/. Contoh:
He is not working he is not here
He has not worked he
has not any money
He is not going to
work he did not use to work
Status negative interrogative menggabungkan status
negative dan status interogatif, seperti yang tercermin dalam nama status ini.
Penggunaan auxiliary do mengikuti
pola yang sama seperti pada bentuk-bentuk interogatif. Struktur ini membawa
subjek dan kata tugas not
bersama-sama pada tempat yang sama ditengah-tengah frasa kata kerja terbelah
itu. Contoh:
Not-first form Subject-first
form
Isn’t he working? he
hasn’t worked
Doesn’t he work does
he not work
Doesn’t he have any money does he not have any money
2. Struktur Komplementasi
Complementation is
the relationship between the verb (V) and its complement (s), direct object DO),
indirect object (IO), objective complement (OC), and subjective complement
(SC).[19]
Struktur Komplementasi mempunyai dua gatra langsung atau immidiate constituent yaitu verbal
element dan complement.[20]
Untuk mempermudah mengenai struktur
komplementasi ini, perlu diketahui bahwa unsur-unsur verbal dalam bahasa
Inggris dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: linking verbs, intransitive verbs, dan transitive verbs. Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja
kopulatif, kata kerja intransitive, dan kata kerja transitif.
3.1.
Kata
Kerja Kopulatif
Kata kerja kopulatif diartikan sebagai mata rantai
penyambung struktural antara subjek dan komplemen. Kata kerja kopulatif ini
tidak pernah muncul tanpa adanya suatu komplemen. Yang paling umum termasuk ke
dalam tipe ini adalah kata kerja to be
(sebagai kata kerja penuh, bukan sebagai auxiliary).
The man was
hungry
The man became
hungry
The man seemed
hungry
The man remained
hungry
The man looked hungry
3.2. Kata kerja Intransitif
Kata kerja yang dapat muncul dalam kalimat aktif sebagai
predikat tanpa sesuatu pelengkap atau komplemen adalah kata kerja
intransitive.seperti juga halnya kata kerja kopulatif, maka kata kerja
intransitive ini pun tidak mempunyai bentuk pasif. Contoh:
The
machine is running
The
train stopped
The
sun sinks in the west
The curtain rose slow on the
scene
3.3.
Kata
kerja transitif
Kata kerja yang selalu mempunyai pelengkap atau komplemen
dalam bentuk aktifnya dan yang mempunyai bentuk pasif adalah kata kerja
transitif. Contoh:
The man sold his car
The wind blew down
the house
Perlu dicatat bahwa banyak kata kerja transitif yang
berhomonim dengan kata kerja intransitive dan kata kerja kopulatif. Oleh karena
itu, perlu sekali meneliti kata kerja tersebut dalam konteks gramatikalnya
sebelum diadakan pengklasifikasiannya. Demikianlah kata kerja seperti turn, blow, dan sound dapat termasuk kedalam ketiga kelompok itu:
Kopulatif : The weather turned cold
The wind blew a gale
The music sounded loud
Intransitif : The earth turns
The wind is blowing
Transitif : The car turned the corner
The musician blew the trumpet
The watchman sounds the alarm
Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara ketiga tipe
kata kerja tersebut dapat dirangkumkan sebagai berikut:
a) Kata
kerja kopulatif : mempunyai komplemen tapi tidak mengenal pasif
b) Kata
kerja intransitive : tidak mempunyai komplemen dan juga tidak mengenal pasif
c) Kata
kerja transitif : memiliki baik komplemen maupun pasif
Selama kata kerja intransitive tidak mempunyai komplemen
maka selama itu pula tidak akan muncul dalam struktur komplementasi. Kata kerja
kopulatif dan kata kerja transitif masing-masing mempunyai jenis komplemennya
sendiri.
Komplemen yang muncul dengan kata kerja
kopulatif disebut subjective complement
(komplemen subjektif). Komponen yang muncul dengan kata kerja transitif disebut
objek.
3. Struktur Koordinasi
Coordination is the
relationship in which two or more words or groups that fill the same
grammatical function are linked by a coordinating conjunction or a pause.
English teacher call this pattern of coordination “parallel construction.[21]
Sebuah struktur koordinasi terdiri dari sua atau lebih
kesatuan-kesatuan sintaksis yang sederajat dalam sebuah struktur yang berfungsi
sebagai suatu kesatuan tunggal atau suatu kesatuan yang utuh. Kesatuan-kesatuan
yang digabung demikian rupa itu dapat berupa salah satu jenis kata, kata tugas,
ataupun struktur-struktur yang lebih kompleks yang telah dinyatakan sebagai
yang turut mengambil bagian dalam organisasi tata bahasa.[22]
Penggabungan itu mungkin dilakukan oleh word order dan prosody, atau dengan bantuan tambahan dari seperangkat kata tugas
dan frasa-frasa yang dapat kita sebut koordinator. Contoh dalam bahasa inggris:
And rather
than not (only)….but
(also)
But as well as either…..or
Nor together with neither….nor
Not along with both……and
I like fresh fish not
salted
Rather than starve he
chose to eat insects
He chose to eat
insects rather than starve
I bring not peace but
a sword
He is either
extremely clever or totally mad
Koordinator-
koordinator pada kolom pertama selalu muncul diantara elemen yang
digabungkannnya. Yang terdapat pada kolom kedua dapat muncul pada posisi
tersebut, sedangkan yang berada pada kolom ketiga, yang disebut korelatif,
terdiri dari dua bagian: bagian pertama muncul pada awal struktur itu dan
bagian kedua diantara kedua komponennya yang terakhir.
Struktur koordinasi yang mengandung lebih dari dua
komponen disebut series. Dalam bahasa
Inggris hanya struktur inilah satu-satunya yang mengandung lebih dari dua gatra
langsung atau immediate constituents
jadi jelas sebuah series mempunyai gatra langsung sebanyak unsur yang terdapat
di dalamnya, contoh:
Red, white and blue
Government, of the
people, by the people, for the people.
B.
Analisis
Leksikologi Kontrastif
1.
Objek Kajian Leksikologi
Leksikologi adalah cabang linguistik
yang mempelajari leksikon. Leksikon sendiri merupakan komponen bahasa yang
memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; kekayaan
kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa;
perbendaharaan kata; kosakata; daftar kata yang disusun seperti kamus, dengan
penjelasan yang singkat dan praktis.[23]
Konsep dasar dalam leksikologi
ialah leksem (kata yang merupakan satuan bermakna atau satuan terkecil
dari leksikon). Hubungan kata dan leksem dapat digambarkan dengan diagram
berikut:
|
Jadi, kata adalah leksem, baik
leksem tunggal maupun gabungan leksem yang sudah mengalami proses morfologi.
Misalnya kata rumah berasal dari leksem tunggal yang telah
mengalami proses derivasi zero ( proses morfologik yang
mengubah leksem menjadi kata tanpa penambahan atau pengurangan).
Kata berjuang berasal dari leksem juang yang mengalami proses
afiksasi dengan ber-. Jadi, kata rumah adalah kata
yang terdiri atas morfem tunggal rumah, sedangkan kata berjuang terjadi
dari morfem afiks ber- dan morfem dasar juang.[24] Sehingga kita dapat simpulkan bahwa
leksikologi mempelejari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharan kata,
pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Dari uraian di atas dapat
disebutkan bahwa objek leksikologi itu adalah perbendaharaan kata atau kosakata
dalam suatu bahasa serta arti kata dan pemakaiannya dalam suatu bahasa.
2. Contoh Analisis Lesikologi
Kekayaan dan keragaman kata atau
kosakata dalam suatu bahasa kita dapat temukan dalam sebuah buku yang
berkumpulkan informasi tentang kata, atau biasa disebut dengan kamus. Melalui
kamus kita akan menemukan leksem yang tersusun secara alfabetis, yang
mempermudahkan kita dalam mencari arti atau makna suatu kata. Misalnya saja
kata perikemanusiaan, dalam kamus, hal pertama yang harus dilakukan
adalah menentukan terlebih dahulu leksem (bentuk asal) kata yaitu manusia sebagai
kata entri, sedangkan bentuk-bentuk derivasinya diperlakukan sebagai
sub entri, seperti memanusiakan, kemanusiaan dan
sebagainya.
Pemakaian kata dan arti kata dapat dijelaskan dalam
kamus, dimana didalam penjelasanya dibutuhkan bantuan ilmu leksikologi
yang mempelajari arti karta yang terkandung dalam setiap katanya, atau yang
lazim disebut arti leksikal (lexical meaning). Arti leksikal dan
pemakaian kata dalam bahasa dibicarakan dalam leksikologi.
Seperti beberapa contoh berikut
yang memiliki arti leksikal yang berbeda dalam pengunaanya dalam berbahasa,
misal seperti kata senjata dan bersenjata. Kata senjata yang tanpa diberi imbuhan,
berarti alat yang dipakai untuk berperang atau berkelahi, berbeda
dengan arti kata bersenjata yang
telah ditambah imbuhan berarti memakai senjata, berlengkap(kan)
senjata. Sehingga kedua
kata tersebut masing-masing memilki arti leksikal. Contoh berikutnya seperti kata mekar dalam
bahasa Indonesia (B1), dalam ilmu leksikologi yang mempunyai berbagai macam arti dalam pemakaiannya,
seperti dijelaskan dalam kamus sebagai berikut:
1.
Kata
mekar dapat berarti, mulai berkembang; menjadi
terbuka; mengurai. Contohnya Mawar itu mekar disinari matahari pagi.
2.
Kata mekar dapat berarti, menjadi besar dan gembung.
Contohnya Adonan roti ini telah
mekar.
3.
Kata mekar dapat berarti, menjadi bertambah luas (besar, ramai, bagus).
Contohnya Jalan sudah makin besar, kota juga tambah mekar.
4. Kata
mekar dapat berarti, mulai tumbuh dan
berkembang.
Contohnya Di hatinya mulai mekar
perasaan cinta.
Kemudian
diterangkan juga arti kata dasar mekar
yang mengalami proses morfologi yang mengalami penambahan prefiks dan sufiks
sehingga memiliki makna yang berbeda-beda antara satu kata dengan kata lain,
seperti:
1. Kata mekar yang menjadi memekarkan
sehingga bermakna ‘menjadikan mekar’
(berkembang, bertambah besar, luas, dsb.)
Contohnya Pemerintah berencana untuk
memekarkan wilayah kota ke selatan dan ke barat.
2.
Kata
mekar yang menjadi pemekaran sehingga
bermakna ‘proses menjadikan bertambah besar’ (luas, banyak, lebar, dsb).
Contohnya
Pemekaran lahan persawahan dilakukan dengan membuat sawah-sawah baru dibekas
tanah tegalan.
Begitu juga terjadi dalam proses pemaknaan atau
arti dalam bahasa inggris (B2), dimana ketika kata dasar dalam bahasa inggris
yang mengalami penambahan prefiks ataupun sufiks juga akan membentuk leksem
baru yang cendrung maknanya akan jauh berbeda ataupun hampir sama dengan kata
dasar sebelum yang mengalami proses penambahan imbuhan, seperti :
1.
Kata
obey (mematuhi) yang mengalami penamabahan prefiks dis- menjadi disobey
yang bermakna ‘ketidakmampuan’.
2.
Kata
understand (mengerti) yang mengalami penamabahan prefiks mis-
menjadi misunderstand yang bermakna ‘salah mengerti’.
3.
Kata
dam (bendungan) yang mengalami penamabahan sufiks -age menjadi damage yang bermakna
‘kerusakan’.
4.
Kata
hope (harapan) yang mengalami penamabahan sufiks -ful menjadi hopeful yang
bermakna ‘penuh harapan’.
Kemudian contoh analisis leksikologi konstrastif
lain yaitu tentang perbandingan kata bahasa indonesia “daging” dengan
padanan – padanannya dalam bahasa inggris yang akan memberikan hubungan 1 : 2,
karena dalam bahasa inggris kata “daging” dapat diterjemahkan dalam dua
kata “meat” dan “flesh”. Dimana perbedaan kedua leksem tersebut
dapat dijelaskan bahwa, apa yang dirujuk dengan kata “meat” itu secara
umum dapat dimakan, sedangkan apa yang dirujuk dengan kata “flesh” itu
tidak. Sehingga didalam proses penggunaan katanya, yang harus kita lakukan
adalah menetukan kondisi penggunaan kata yang tepat berdasakan arti makna kata
tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah
ditelaah lebih lanjut ternyata terdapat beberapa persamaan khususnya dalam pola
atau ‘pattern’ kalimat baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yaitu
Subjek + Verba transitif. Selain persamaan, terdapat pula perbedaan – perbedaan
antara sintaksis bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, seperti pada frasa bahasa Indonesia berlaku
hukum DM dan pada frasa bahasa Inggris berlaku hukum MD.
Begitu juga
didalam pemaknaan sebuah kata, dimana dalam sebuah bahasa baik itu bahasa
pertama dan kedua memiliki perbedaan makna tersendiri. Sehingga diperlukan ilmu
leksikologi dalam memahami makna arti sebuah kata, untuk menghindari kesalahan
pengunaan bahasa.
Salah satu penghalang utama dalam mempelajari sesuatu
bahasa asing adalah kekontrasan atau perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
bahasa asing yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Kalau sudah mengetahui
sedikit halangan yang mungkin timbul, maka sejak semula dapat berhati-hati
untuk memperkecil halangan tersebut, agar tujuan pengajaran itu dapat dicapai
dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Aitchison, Jean. Lingusitics:
teach yourself. London: Hodder Headline. 2003
Chaer, Abdul. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
Echols, John M. dan Syadliy,
Hasan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. 1996
Fisiak, et
al. An Introductory English – Polish
Contrastive Grammar. Warsaw: Panstwowe W. N. 1967
http://widhiamauduah.blogspot.com/2012/06/analisis-kontrastif-sintaksis.html (diakses pada
Rabu,5 Maret 2014)
Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005
Kridalaksana,
Harimurti. Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia. 1984
Lado, Robert. Linguistics Across Cultures. Ann Arbor:
University of Michigan Press. 1957
Tarigan, Henry
Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif
Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIrektorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan. 1989
____________________. Pengajaran Analisis Kontrastif
Bahasa. Bandung: Angkasa. 2009
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta: P2LPTK. 1989
Tarigan, Hendry
Guntur. Pengajaran Remedi Bahasa.
Jakarta: P2LPTK. 1989
Taufiqurrochman, H.R. Leksikologi Bahasa Arab. Yogyakarta:
SUKSES Ofsset. 2008
Verhaar. Asas-asas
Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2010
SINTAKSIS DAN LEKSIKOLOGI
Disajikan Untuk Mata Kuliah Analisis
Kontrastif dan Analisis Kesalahan Bahasa
Dosen Pengampu: Dr. Hazmida Kahar, M.Pd
Dr. Sri
Harini Ekowati, M. Pd
Disusun
Oleh :
Franscy (7316130261)
Melinda Putri (731613)
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Sintaksi dan Leksikal ............................................... 1
BAB II KAJIAN TEORETIK
A.
Linguistik Konstrastif ......................................................................... 3
B. Fungsi Lingusitik Konstrastif............................................................ 4
C.
Sintaksis Konstrastif........................................................................... 5
D.
Leksikologi Konstrastif....................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Sintaksis Konstrastif ............................................................. 9
B. Analisis Leksikologi Konstrastif .......................................................... 23
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdul Chaer, Linguistik
umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 158.
[2] Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIrektorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan, 1989), h.
189.
[3] Abdul Chaer, op. cit., h.
161.
[4] J. W. M. Verhaar, Asas-asas
Linguistik Umum (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010), h. 161
[5] http://widhiamauduah.blogspot.com/2012/06/analisis-kontrastif-sintaksis.html (diakses pada Rabu,5 Maret 2014)
[6] Jean Aitchison, Lingusitics:
teach yourself (London: Hodder Headline, 2003), h. 78
[8] Fisiak, et al., An Introductohry English – Polish Contrastive
Grammar (Warsaw: Panstwowe W. N, 1967), h. 710.
[10] John M. Echols dan Hasan Syadliy. Kamus Inggris Indonesia.
(Jakarta: PT Gramedia, 1996), hlm. 356.
[12] Harimurti
Kridalaksana. Kamus linguistik. (Jakarta: PT Gramedia, 1984), hlm. 114.
[14] Hendry Guntur Tarigan, op. cit., h. 37.
[15] Robert Lado, op. cit., 297.
[17] Robert Lado, op. cit., h. 325.
[18] Ibid,
h. 330.
[19] Henry Guntur Tarigan, loc. cit.
[20] Robert Lado, op. cit., h. 342.
[21] Henry Guntur Tarigan, loc. cit.
[24] Kushartanti,
dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 139.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar