Kamis, 29 Mei 2014

Analisis Konstrastif Mikrolingusitik Sintaksis dan Leksikal

BAB I
Pendahuluan
A.  Latar Belakang Sintaksis dan Leksikal
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi, sebagai penghubung diantara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksiko, komponen gramatika, dan komponen fonologi. Kalau bahasa itu merupakan subsistem, maka sistem bahasa itu memiliki tiga buah subsistem, yaitu subsistem leksikon, subsistem gramatika, dan subsistem fonologi. Ketiga subsistem itu terikat pula dengan dunia pragmatic atau dunia konteks.[1] Perhatikan bagan berikut:
Dunia Makna
Pragmatik
B A H A S A
III
II
I
Pragmatik
Dunia Bunyi
 










Ket      :

I           : Leksikon
II          : Gramatika
III         : Fonologi
Komponen gramatika atau subsistem gramatika pada bagan diatas terbagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem morfologi dan subsistem sintaksis. Dalam hal ini, subsistem morfologi bertugas mengolah komponen leksikon menajdi kata yang bersifat gramatikal. Sedangkan subsistem sintaksis mengolah kata-kata hasil olahan subsistem morfologi itu menjadi satuan-satuan sintaksis. Sehingga dalam makalah ini akan dibahas tentang subsistem sintaksis yang membicarakan tentang penataan dan pengaturan kata-kata kedalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut dengan satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Satuan-satuan sintaksis ini akan diolah oleh subsistem fonologi menjaid wujud-wujud fisis dalam dunia bunyi, yang bersifat konkret karena dapat diamati secara empiris melalui pendengaran. Sedangkan dalam aspek leksikon atau leksikal akan dibahas tentang pengontrasan kata dalam suatu bahasa berdasarkan makna dan pemakaian kata dalam bahasa berdasarkan analisis leksikologi konstrastif.







BAB II
Kajian Teori
A.  Linguistik Kontrastif
Sintaksis dan leksikal merupakan salah satu bahasa dalam linguistik kontranstif. Kata contranstive adalah kaat keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrast. Dalam The American College Dictionary terdapat penjelasan sebagai berikut[2]:
Contras            : 1. to set in opposition in order to show unlikeness; compare by observing differences (menempatkan dalam oposisi atau pertentangan dengan tujuan memperlihatkan ketidaksamaan; memperbandingkan dengan jalan memperhatikan perbedaan-perbedaan)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah linguistic kontrastif atau contrastive linguistics adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan; ketidaksamaan-ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih.  Terdapat persamaan dan juga perbedaan antara linguistik komparatif dan linguistik kontrastif. Persamaan antara keduanya adalah keduanya mengadakan perbandingan antara dua bahasa atau lebih. Lalu, perbedaannya terletak pada penekanan. Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan atau perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan yang mencolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang ada dianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.
Linguistik kontrastif bukanlah merupakan suatu perancang pengajaran atau teaching device. Linguistik kontrastif lebih cenderung merupakan suatu alat dalam penyediaan persiapan-persiapan bahan pengajaran, atau merupakan suatu pembimbing bagi para guru dalam penggunaannya.
B. Fungsi Linguistik Kontrastif
Linguistik kontranstif mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi ilmiah dan fungsi praktis. Linguistik kontranstif sangat berguna dalam menentukan dan membangun bahan-bahan yang akan diajarkan dalam pengajaran bahasa asing. Linguistik kontrastif ini memudahkan para guru yang berpengalaman untuk meramalkan keberhasilan yang dapat diterima oleh akal sehat, bagian-bagian struktur bahasa yang bagaimana yang akan menimbulkan kesukaran-kesukaran yang terbesar bagi para pelajar.
Dengan demikian yang jelas terhadap masalah-masalah yang dihadapi linguistik kontrastif atau tata bahasa kontrastif memungkinkan adanya timbunan perangkat pengalaman yang harus diperhatikan dan digarap oleh pengajar bahasa asing atau pengajaran bahasa kedua. tanpa rencana kerja ini, dapat dikembangkan seperangkat pengalaman dalam pengajaran bahasa Perancis kepada pembicara bahasa inggris, tetapi jelas tidak ada jalan atau cara menghubungkan hal tersebut dengan pengalaman dalam pengajaran bahasa Italia kepada orang-orang yang berbahasa Jerman.
C.    Sintaksis Kontrastif
Asal-usul kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘sun’ yang berarti ‘dengan’ dan kata ‘tattein’ yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.[3] Sintaksis adalah kajian linguistik yang membahas tataran hubungan antar-kata serta merepresentasikan struktur dan bentuk ucapan dari penutur. Satuan sintaksis terdiri dari kata, frasa, klausa, dan kalimat.[4] E. Zaenal Arifin dalam bukunya Sintaksis menyebutkan, Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech).[5]
The term ‘syntax’ is restricted to the arrangement of words.[6] Shirley L. Stryker mengatakan bahwa “syntax is the study of the patterns by which words are combined to make sentence”.[7] Kemudian Bloch and Trager mengatakan bahwa “the analysis of constructions that involve only free form is called syntax”.[8] Dari berbagai pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain dalam suatu ujaran atau kalimat dan kalimat ini berjenis-jenis pula. Nelson Francis membuat pembagian kalimat seperti berikut ini[9]:
a.  Menurut posisinya dalam percakapan, terdapat tiga jenis kalimat:
1.  A situation-sentence adalah kalimat yang mengawali suatu percakapan.
2.  A sequence-sentence adalah kalimat yang menyambung suatu percakapan tanpa mengganti pembicara
3.  A response-sentence adalah kalimat yang meneruskan suatu percakapan dengan suatu pergantian pembicara.
b.  Menurut konteks dan jawaban yang dihasilkan, dapat dibedakan enam jenis kalimat:
1.  A greeting sentence               : Hello Bill….Hello Mary.
2.  A call sentence                       : how are you?..... Fine, thanks
3.  An exclamation sentence      : Oh! Oh! …. (no response)
4.  A question sentence              : here are you going?.... home
5.  A request sentence                : please close the window… okay
6.  A statement sentence            : I meet John at the office today….Mm-hm
Berbicara mengenai syntactic structure atau syntactic relationship, maka kita mengenal empat struktur utama, yaitu:
1.    Structure of modification (struktur modifikasi)
2.    Structure of prediction (struktur prediksi)
3.    Structure of complementation (struktur komplementasi)
4.    Structure of coordination (struktur koordinasi)

D.    Leksikologi Kontrastif
Leksikologi dalam bahasa inggris dinamakan lexicology yang berarti ilmu atau studi mengenai bentuk, sejarah dan arti kata-kata.[10] Sedangkan dalam bahasa arab, leksikologi disebut dengan ilmu Al-ma’ajim yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kamus.[11]
Menurut istilahnya, leksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna atau arti kosakata yang telah termuat atau akan dimuat di dalam kamus. Leksikologi adalah cabang linguistik yang mempelajari leksikon. Leksikon sendiri merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa; perbendaharaan kata; kosakata; daftar kata yang disusun seperti kamus, dengan penjelasan yang singkat dan praktis.[12] Tarigan  menerjemahkan leksikologi sebagai telaah mengenai butir-butir kosakata (leksem-leksem) suatu bahasa, termasuk makna-makna dan hubungannya, serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna sepanjang waktu.[13] Sehingga konsep dasar dalam leksikologi ialah leksem (kata yang merupakan satuan bermakna atau satuan terkecil dari leksikon).
Jadi dapat di simpulkan bahwa leksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna atau arti kosakata yang termuat atau akan dimuat di dalam kamus.









BAB III
PEMBAHASAN

A.     Analisis Sintaksis Kontrastif
1.  Struktur Modifikasi
Modification is the relationship in which a word, phrase, or clause is used as a modifier of another word or group of words. [14]
1.1  Struktur inti keterangan
Dalam struktur modifikasi terdapat dua unsur yang disebut inti (head) dan keterangan (modifier). Yang dapat bertindak selaku inti, antara lain[15]:
a.  Kata Benda (Noun):
-       Beautiful house        - Lazy boy         - Fresh Air        - Long story
Pada phrase seperti diatas yang paling umum bertindak selaku noun modifier (kata keterangan) adalah adjective (kata keadaan)
b.  Kata keadaan (adjective):
-       A very good teacher       - Still famous singer       - Always nice man
Pada kalimat diatas, yang paling banyak bertindak sebagai modifiers of adjectives adalah qualifiers dan advervs (kata keterangan)
c.  Kata kerja (verbs):
-       He works successfully      - He drives rapidly     - He is moving ahead
Pada kalimat diatas, yang paling banyak bertindak sebagai modifier of verbs adalah adverbs (kata pengantar). Posisi yang umum bagi kata keterangan yang menerangkan kata kerja adalah langsung di belakang kata kerja itu. Selain itu mungkin pula di awal kata kerja tersebut.
-       He slowly drove      - He successfully tried      - They carefully listen
d.  Kata tugas (function word)
-       Very like a whale      - Almost all people     - More than enough money
Sekarang jika dilihat pengontrasan antara bahasa inggris dan bahasa Indonesia dalam bidang struktur modofikasi, maka terlihat yang paling nyata adalah mengenai yang berintikan kata benda, karena bahasa Indonesia berstruktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Perhatikan contoh berikut:
-       Makanan enak         - Rumah besar         - Pekerjaan berat
Sedangkan bahasa inggris mengenal struktur MD (Menerangkan-Diterangkan). Lihat pengontrasannya dibawah ini:
Bahasa Indonesia                                                  Bahasa Inggris
-       Rumah Besar                                                           - Big House
-       Anak Malas                                                               - Lazy Boy
-       Cerita Pendek                                                          - Short Story
-       Udara Segar                                                             - Fresh Air
-       Sepatu merah                                                           - Red Shoes
-       Wanita tua                                                                 - Old Lady

1.2. Konstuksi Posesif
Kata benda banyak sekali bertindak sebagai keterangan kepada kata benda. Kata benda-kata benda muncul di depan kata benda yang diterangkannya tidak pernah di belakangnya. Struktur-struktur jenis ini ada dua:
a.    Struktur-struktur dimana kata benda yang menerangkan memiliki infleksi posesif (‘s)
b.    Struktur-struktur dimana kata benda yang menerangkan itu muncul pada bentuk dasar atau infleksi jamak (-es)
Yang pertama kadang disebut juga kontruksi posesif (possessive construction) yang kedua disebut kontruksi noun adjunct (noun adjunct construction). Berikut ini contoh kedua konstruksi tersebut dengan kata benda yang sama sebagai keterangannya.
Possessive                                                      Noun-Adjunct
-       Child’s play                                                   - Child psychology
-       A dog’s life                                                     - The dog days
-       A day’s work                                                  - The day shift
-       My father’s house                                         - A father image
Pasangan terkahir secara jelas melukiskan perbedaan arti yang mungkin terdapat antara kedua struktur modifikasi tersebut. Perbedaan formal antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: suatu konstruksi yang mengandung of dapat digantikan bagi konstruksi posesif dan determiner (kalau ada) akan berpindah bersama kata benda keterangan tersebut; sebaliknya, beberapa jenis konstruksi lain harus diganti bagi noun adjunct, dan determiner berpindah bersama kata benda inti.
Dalam contoh berikut tanda “>” berarti diubah menjadi: my father’s house > house of my father. The woman’s doctor > doctor of that woman. That woman doctor > that doctor who is a woman.
Kalau kedua konstruksi diatas kita kontraskan dengan konstruksi yang terdapat dalam bahasa Indonesia, maka jelas terlihat bahwa dalam bahasa inggris terdapat struktur MD (Menerangkan-Diterangkan) dan dalam bahasa Indonesia struktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Lihat perbandingannya dibawah ini:
Bahasa Inggris                                                 Bahasa Indonesia
-       Child’s play                                                   - Permainan Anak-Anak
-       Mother’s book                                               - Buku ibu
-       My father’s house                                         - Rumah ayah saya
-       A dog’s life                                                     - Kehidupan anjing
-       Child psychology                                         - Psikologi anak
2.Struktur Prediksi
Prediction is the relationship between the subject (S) and (V) in the sentence.[16] Dalam struktur predikat biasanya terdapat dua buah gatra langsung (immediate constitutuents) yanitu subjek (S) dan predikat (P). tiap gatra ini mungkin berupa sebuah kata tunggal, sebuah kata dengan kata tugas, suatu frasa, atau salah satu dari ketiga jenis struktur sintaksis lainnya, yaitu struktur-struktur modifikasi, kompementasi, atau koordinasi. [17]
Dalam bahasa Inggris, predikat itu selalu mengandung sebuah kata kerja atau frase kata kerja. Maka, kalau predikat itu hanya terdiri dari satu kata, maka kata itu adalah kata kerja (verb), misalnya:
-       Monkey talks                                     - The sun sets
Kalau predikat merupakan suatu struktur modifikasi maka intinya adalah sebuah kata kerja, seperti dalam kalimat:
-       The sun sets in the west                  - Courtesy always pays
Kalau predikat merupakan sebuah struktur komplementasi, maka salah sebuah gatranya merupakan elemen kata kerja yang selalu mengandung kata kerja dalam terasnya:
-       The snow was cold                          - The clerk sold me the shirt
Kalau predikat merupakan sebuah struktur koordinasi, maka unsur -unsur koordinasi itu sendiri dapat merupakan kata kerja ataupun struktur-struktur yang didalamnya kata kerja merupakan unsur utama:
-       We walked and talked         - people either like this place or hate it
Anjuran tata bahasa tradisional, bahwa untuk menetapkan predikat suatu kalimat perlu dicari kata kerjanya terlebih dahulu, sebenarnya dapat diterima pada bahasa tertentu, termasuk bahasa Inggris.
Kata kerja bahasa Inggris menunjukan perbedaan-perbedaan formal (formal distinctions), yang dapat diklasifikasikan dibawah tujuh topik atau judul, yaitu: person, tense, phase, aspect, mode, voice, dan status.[18]
Person : Semua kata kerja bahasa Inggris, kecuali the modal axualiries (can, may, shall, will, must, dare, need) mempunyai dua persons, yaitu common person dan third singular person.
Bentuk-bentuk kata kerja yang terdiri dari bentuk dasar ditambah infleksi (-s) adalah dalam the third-singular person dan semua yang lainnya (kecuali bentuk-bentuk tertentu dari to be) berada dalam bentuk ini ditentukan oleh sejenis hubungan dengan subjek, yang oleh ahli tata bahasa disebut sebagai distribusi komplementer bentuk-bentuk linguistik yang memiliki fungsi sintaksis yang sama dalam korelasi sintaksis dengan bentuk-bentuk pembeda formal lainnya dimana keduanya dihubungkan secara sintaksis.
Tense : Semua kata kerja bahasa inggris, kecuali auxiliaries, ought, must mempunyai dua tenses: the common tense (present tense) dan the past tense. Secara formal keduanya dibedakan oleh infleksi.
Bentuk the past tense terdiri dari dasar kata + suffiks infleksi (-ed) sedangkan bentuk-bentuk the common tense adalah dasar kata itu sendiri dan the third singular person (dasar kata + -s).
Phase : Semua kata kerja bahasa Inggris, kecuali sejumlah kecil auxiliaries, mempunyai dua phase, yaitu: the simple phase dan the perfect phase.
The perfect phase ditandai oleh penggunaan beraneka bentuk auxiliary have dengan bentuk past participle kata kerja itu: he has spoken, he has gone
Aspect : Kata kerja bahasa inggris mempunyai tiga aspek: the simple aspect, the durative aspect, dan the inchoative aspect
Aspek sederhana (the simple aspect) tidak mempunyai ciri-ciri khas. Aspek duratif dibentuk oleh auxiliary be dan bentuk kata kerja present participle (base+-ing). Aspek inkoatif dibentuk oleh auxiliary get dan bentuk present participle kata kerja itu.
Durative                                                        inchoative
He is talking                                                  we got talking
She was swimming                                      let’s get going        
We  ought to be working                              we ought to get working
Mode : Kata kerja bahasa Inggris, berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok:
a)     Dibentuk oleh modal auxiliaries dengan bentuk dasar kata kerja
b)     Dibentuk oleh auxiliaries lainnya yang terbentuk dengan bentuk infinitive kata kerja (to+base). Modal auxiliaries adalah can, may, shall, will, must, dare, need, do. Semua ini kecuali must dan need mempunyai bentuk-bentuk past-tense. Auxiliaries yang membentuk modes dengan infinitive adalah have, be, be going, be about, used, ought, get, have, got. Modes yang dibentuk oleh auxiliaries lainnya belum mempunyai nama tertentu. Contoh:
Modal auxiliaries                                         Other auxiliaries
He can go                                                      they have to go
They should have spoken                           he was going to speak
You will come                                               people were about to leave
Voice    : Kata kerja bahasa Inggris mempunyai dua voices yaitu the normal or active voice dan passive voice. Bentuk-bentuk passive voice terdiri dari beberapa bentuk auxiliaries be dengan bentuk past participle kata kerja itu. Bentuk pasif lainnya adalah dengan get sebagai auxiliary dan past participle. Contoh:
            Active                              Be passive                            Get passive
          He kills                   he is killed                              he gets killed
         They built a house            the house was built            the house got built
status            : kata kerja bahasa Inggris mempunyai empat status, yaitu:
a)     The affirmative status
b)     The interrogative status
c)      The negative status
d)     The negative-interrogative status
Status interogatif ditandai oleh perubahan urutan kata, termasuk inversi subjek dan auxiliary,atau auxiliary yang pertama, kalau terdapat lebih dari satu auxiliary. Kata kerja yang tidak mempunyai auxiliary dalam status afirmatif mempergunakan auxiliary do, does/did untuk membentuk status interogtaif (keculai be yang biasanya hanya menginversikan subjek dengan kata kerja dan have yang dapat menginversikan atau dapat mempergunakan bentuk-bentuk do).
Auxiliaries get, used (to), have (to) juga mempergunakan bentuk-bentuk do. Contoh status interogatif:
Bentuk - bentuk inversi                            Bentuk - bentuk do
Is he working                                                            does he work?
Has he worked                                             did he word?
Is he going to work                                      does he have to work?
Status negative ditandai oleh inversi atau penyisipan kata tugas not, yang mempunyai berbagai allomorph seperti /not, nt, ant, an/. Contoh:
He is not working                                          he is not here
He has not worked                                       he has not any money
He is not going to work                                he did not use to work
Status negative interrogative menggabungkan status negative dan status interogatif, seperti yang tercermin dalam nama status ini. Penggunaan auxiliary do mengikuti pola yang sama seperti pada bentuk-bentuk interogatif. Struktur ini membawa subjek dan kata tugas not bersama-sama pada tempat yang sama ditengah-tengah frasa kata kerja terbelah itu. Contoh:
Not-first form                                               Subject-first form
Isn’t he working?                                         he hasn’t worked
Doesn’t he work                                           does he not work
Doesn’t he have any money                     does he not have any money
2.  Struktur Komplementasi
Complementation is the relationship between the verb (V) and its complement (s), direct object DO), indirect object (IO), objective complement (OC), and subjective complement (SC).[19] Struktur Komplementasi mempunyai dua gatra langsung atau immidiate constituent yaitu verbal element dan complement.[20]
Untuk mempermudah mengenai struktur komplementasi ini, perlu diketahui bahwa unsur-unsur verbal dalam bahasa Inggris dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: linking verbs, intransitive verbs, dan transitive verbs. Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja kopulatif, kata kerja intransitive, dan kata kerja transitif.
3.1.    Kata Kerja Kopulatif
Kata kerja kopulatif diartikan sebagai mata rantai penyambung struktural antara subjek dan komplemen. Kata kerja kopulatif ini tidak pernah muncul tanpa adanya suatu komplemen. Yang paling umum termasuk ke dalam tipe ini adalah kata kerja to be (sebagai kata kerja penuh, bukan sebagai auxiliary).
The man was hungry
The man became hungry
The man seemed hungry
The man remained hungry
The man looked hungry
3.2. Kata kerja Intransitif
Kata kerja yang dapat muncul dalam kalimat aktif sebagai predikat tanpa sesuatu pelengkap atau komplemen adalah kata kerja intransitive.seperti juga halnya kata kerja kopulatif, maka kata kerja intransitive ini pun tidak mempunyai bentuk pasif. Contoh:
The machine is running
The train stopped
The sun sinks in the west
The curtain rose slow on the scene
3.3.    Kata kerja transitif
Kata kerja yang selalu mempunyai pelengkap atau komplemen dalam bentuk aktifnya dan yang mempunyai bentuk pasif adalah kata kerja transitif. Contoh:
The man sold his car
The wind blew down the house
Perlu dicatat bahwa banyak kata kerja transitif yang berhomonim dengan kata kerja intransitive dan kata kerja kopulatif. Oleh karena itu, perlu sekali meneliti kata kerja tersebut dalam konteks gramatikalnya sebelum diadakan pengklasifikasiannya. Demikianlah kata kerja seperti turn, blow, dan sound dapat termasuk kedalam ketiga kelompok itu:
Kopulatif                   : The weather turned cold
                                      The wind blew a gale
                                      The music sounded loud
Intransitif                  : The earth turns
                                      The wind is blowing
Transitif                    : The car turned the corner
                                      The musician blew the trumpet
                                      The watchman sounds the alarm
Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara ketiga tipe kata kerja tersebut dapat dirangkumkan sebagai berikut:
a)    Kata kerja kopulatif : mempunyai komplemen tapi tidak mengenal pasif
b)    Kata kerja intransitive : tidak mempunyai komplemen dan juga tidak mengenal pasif
c)    Kata kerja transitif : memiliki baik komplemen maupun pasif
Selama kata kerja intransitive tidak mempunyai komplemen maka selama itu pula tidak akan muncul dalam struktur komplementasi. Kata kerja kopulatif dan kata kerja transitif masing-masing mempunyai jenis komplemennya sendiri.
Komplemen yang muncul dengan kata kerja kopulatif disebut subjective complement (komplemen subjektif). Komponen yang muncul dengan kata kerja transitif disebut objek.
3.  Struktur Koordinasi
Coordination is the relationship in which two or more words or groups that fill the same grammatical function are linked by a coordinating conjunction or a pause. English teacher call this pattern of coordination “parallel construction.[21]
Sebuah struktur koordinasi terdiri dari sua atau lebih kesatuan-kesatuan sintaksis yang sederajat dalam sebuah struktur yang berfungsi sebagai suatu kesatuan tunggal atau suatu kesatuan yang utuh. Kesatuan-kesatuan yang digabung demikian rupa itu dapat berupa salah satu jenis kata, kata tugas, ataupun struktur-struktur yang lebih kompleks yang telah dinyatakan sebagai yang turut mengambil bagian dalam organisasi tata bahasa.[22]
Penggabungan itu mungkin dilakukan oleh word order dan prosody, atau dengan bantuan tambahan dari seperangkat kata tugas dan frasa-frasa yang dapat kita sebut koordinator. Contoh dalam bahasa inggris:
And                 rather than                 not (only)….but (also)
But                  as well as                   either…..or
Nor                  together with              neither….nor
Not                  along with                  both……and
I like fresh fish not salted
Rather than starve he chose to eat insects
He chose to eat insects rather than starve
I bring not peace but a sword
He is either extremely clever or totally mad
Koordinator- koordinator pada kolom pertama selalu muncul diantara elemen yang digabungkannnya. Yang terdapat pada kolom kedua dapat muncul pada posisi tersebut, sedangkan yang berada pada kolom ketiga, yang disebut korelatif, terdiri dari dua bagian: bagian pertama muncul pada awal struktur itu dan bagian kedua diantara kedua komponennya yang terakhir.
Struktur koordinasi yang mengandung lebih dari dua komponen disebut series. Dalam bahasa Inggris hanya struktur inilah satu-satunya yang mengandung lebih dari dua gatra langsung atau immediate constituents jadi jelas sebuah series mempunyai gatra langsung sebanyak unsur yang terdapat di dalamnya, contoh:
Red, white and blue
Government, of the people, by the people, for the people.

B.    Analisis Leksikologi Kontrastif
1.     Objek Kajian Leksikologi
Konsep dasar dalam leksikologi ialah leksem (kata yang merupakan satuan bermakna atau satuan terkecil dari leksikon). Hubungan kata dan leksem dapat digambarkan dengan diagram berikut:
Leksem                     (PROSES MORFOLOGI)                               Kata

Jadi, kata adalah leksem, baik leksem tunggal maupun gabungan leksem yang sudah mengalami proses morfologi. Misalnya kata rumah berasal dari leksem tunggal yang telah mengalami proses derivasi zero ( proses morfologik yang mengubah leksem menjadi kata tanpa penambahan atau pengurangan). Kata berjuang berasal dari leksem juang yang mengalami proses afiksasi dengan ber-. Jadi, kata rumah adalah kata yang terdiri atas morfem tunggal rumah, sedangkan kata berjuang terjadi dari morfem afiks ber- dan morfem dasar juang.[24] Sehingga kita dapat simpulkan bahwa leksikologi mempelejari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharan kata, pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Dari uraian di atas dapat disebutkan bahwa objek leksikologi itu adalah perbendaharaan kata atau kosakata dalam suatu bahasa serta arti kata dan pemakaiannya dalam suatu bahasa.

2.     Contoh Analisis Lesikologi
Kekayaan dan keragaman kata atau kosakata dalam suatu bahasa kita dapat temukan dalam sebuah buku yang berkumpulkan informasi tentang kata, atau biasa disebut dengan kamus. Melalui kamus kita akan menemukan leksem yang tersusun secara alfabetis, yang mempermudahkan kita dalam mencari arti atau makna suatu kata. Misalnya saja kata perikemanusiaan, dalam kamus, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu leksem (bentuk asal) kata yaitu manusia sebagai kata entri, sedangkan bentuk-bentuk derivasinya diperlakukan sebagai sub entri, seperti memanusiakankemanusiaan dan sebagainya.
Pemakaian kata dan arti kata dapat dijelaskan dalam kamus, dimana didalam penjelasanya dibutuhkan bantuan ilmu leksikologi yang mempelajari arti karta yang terkandung dalam setiap katanya, atau yang lazim disebut arti leksikal (lexical meaning). Arti leksikal dan pemakaian kata dalam bahasa dibicarakan dalam leksikologi.
Seperti beberapa contoh berikut yang memiliki arti leksikal yang berbeda dalam pengunaanya dalam berbahasa, misal seperti kata senjata dan bersenjata. Kata senjata yang tanpa diberi imbuhan, berarti alat yang dipakai untuk berperang atau berkelahi, berbeda dengan arti kata bersenjata yang telah ditambah imbuhan berarti memakai senjata, berlengkap(kan) senjata. Sehingga kedua kata tersebut masing-masing memilki arti leksikal. Contoh berikutnya seperti kata mekar dalam bahasa Indonesia (B1)dalam ilmu leksikologi yang mempunyai berbagai macam arti dalam pemakaiannya, seperti dijelaskan dalam kamus sebagai berikut:
1.    Kata mekar dapat berarti, mulai berkembang; menjadi terbuka; mengurai. Contohnya Mawar itu mekar disinari matahari pagi.
2.    Kata mekar dapat berarti, menjadi besar dan gembung.
Contohnya Adonan roti ini telah mekar.
3.    Kata mekar dapat berarti, menjadi bertambah luas (besar, ramai, bagus). Contohnya Jalan sudah makin besar, kota juga tambah mekar.
4.    Kata mekar dapat berarti, mulai tumbuh dan berkembang.
Contohnya Di hatinya mulai mekar perasaan cinta.    
Kemudian diterangkan juga arti kata dasar mekar yang mengalami proses morfologi yang mengalami penambahan prefiks dan sufiks sehingga memiliki makna yang berbeda-beda antara satu kata dengan kata lain, seperti:
1.    Kata mekar yang menjadi memekarkan sehingga bermakna ‘menjadikan mekar’ (berkembang, bertambah besar, luas, dsb.)
Contohnya Pemerintah berencana untuk memekarkan wilayah kota ke selatan dan ke barat.
2.    Kata mekar yang menjadi pemekaran sehingga bermakna ‘proses menjadikan bertambah besar’ (luas, banyak, lebar, dsb).
Contohnya Pemekaran lahan persawahan dilakukan dengan membuat sawah-sawah baru dibekas tanah tegalan.

Begitu juga terjadi dalam proses pemaknaan atau arti dalam bahasa inggris (B2), dimana ketika kata dasar dalam bahasa inggris yang mengalami penambahan prefiks ataupun sufiks juga akan membentuk leksem baru yang cendrung maknanya akan jauh berbeda ataupun hampir sama dengan kata dasar sebelum yang mengalami proses penambahan imbuhan, seperti :
1.    Kata obey (mematuhi) yang mengalami penamabahan prefiks dis- menjadi disobey yang bermakna ‘ketidakmampuan’.
2.    Kata understand (mengerti) yang mengalami penamabahan prefiks mis- menjadi misunderstand yang bermakna ‘salah mengerti’.
3.    Kata dam (bendungan) yang mengalami penamabahan sufiks   -age menjadi damage yang bermakna ‘kerusakan’.
4.    Kata hope (harapan) yang mengalami penamabahan sufiks        -ful menjadi hopeful yang bermakna ‘penuh harapan’.
Kemudian contoh analisis leksikologi konstrastif lain yaitu tentang perbandingan kata bahasa indonesia “daging” dengan padanan – padanannya dalam bahasa inggris yang akan memberikan hubungan 1 : 2, karena dalam bahasa inggris kata “daging” dapat diterjemahkan dalam dua kata “meat” dan “flesh”. Dimana perbedaan kedua leksem tersebut dapat dijelaskan bahwa, apa yang dirujuk dengan kata “meat” itu secara umum dapat dimakan, sedangkan apa yang dirujuk dengan kata “flesh” itu tidak. Sehingga didalam proses penggunaan katanya, yang harus kita lakukan adalah menetukan kondisi penggunaan kata yang tepat berdasakan arti makna kata tersebut.    
















BAB III
KESIMPULAN
Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata terdapat beberapa persamaan khususnya dalam pola atau ‘pattern’ kalimat baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yaitu Subjek + Verba transitif. Selain persamaan, terdapat pula perbedaan – perbedaan antara sintaksis bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, seperti pada frasa bahasa Indonesia berlaku hukum DM dan pada frasa bahasa Inggris berlaku hukum MD.
Begitu juga didalam pemaknaan sebuah kata, dimana dalam sebuah bahasa baik itu bahasa pertama dan kedua memiliki perbedaan makna tersendiri. Sehingga diperlukan ilmu leksikologi dalam memahami makna arti sebuah kata, untuk menghindari kesalahan pengunaan bahasa.
Salah satu penghalang utama dalam mempelajari sesuatu bahasa asing adalah kekontrasan atau perbedaan-perbedaan yang terdapat antara bahasa asing yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Kalau sudah mengetahui sedikit halangan yang mungkin timbul, maka sejak semula dapat berhati-hati untuk memperkecil halangan tersebut, agar tujuan pengajaran itu dapat dicapai dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Aitchison, Jean. Lingusitics: teach yourself. London: Hodder Headline. 2003
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
Echols, John  M. dan Syadliy, Hasan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. 1996

Fisiak, et al. An Introductory English – Polish Contrastive Grammar. Warsaw: Panstwowe W. N. 1967
Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005

Kridalaksana, Harimurti. Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia. 1984

Lado, Robert. Linguistics Across Cultures. Ann Arbor: University of Michigan Press. 1957
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan. 1989
____________________. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa. 2009

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta: P2LPTK. 1989
Tarigan, Hendry Guntur. Pengajaran Remedi Bahasa. Jakarta: P2LPTK. 1989
Taufiqurrochman, H.R. Leksikologi Bahasa Arab. Yogyakarta: SUKSES Ofsset.  2008

Verhaar. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2010




















SINTAKSIS DAN LEKSIKOLOGI

Disajikan Untuk Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan Bahasa
Dosen Pengampu: Dr. Hazmida Kahar, M.Pd
                                     Dr. Sri Harini Ekowati, M. Pd






Disusun Oleh :

                 Franscy                            (7316130261)
                                         Melinda Putri                  (731613)
               
                                              
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sintaksi dan Leksikal ............................................... 1
BAB II KAJIAN TEORETIK

         A.  Linguistik Konstrastif ......................................................................... 3

         B.  Fungsi Lingusitik Konstrastif............................................................ 4
         C.  Sintaksis Konstrastif........................................................................... 5
         D.  Leksikologi Konstrastif....................................................................... 7

BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Sintaksis Konstrastif ............................................................. 9
B. Analisis Leksikologi Konstrastif .......................................................... 23
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA






[1] Abdul Chaer, Linguistik umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 158.
[2] Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan, 1989), h. 189.
[3] Abdul Chaer, op. cit., h. 161.
[4] J. W. M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010), h. 161
[6] Jean Aitchison, Lingusitics: teach yourself (London: Hodder Headline, 2003), h. 78
[7] Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa (Jakarta: P2LPTK, 1989), h.  20.
[8] Fisiak, et al., An Introductohry English – Polish Contrastive Grammar (Warsaw: Panstwowe W. N, 1967), h. 710.
[9] Robert Lado, Linguistics Across Cultures (Ann Arbor: University of Michigan Press), h. 367-428.
[10] John M. Echols dan Hasan Syadliy. Kamus Inggris Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia, 1996), hlm. 356.
[11] H. R. Taufiqurrochman. Leksikologi Bahasa Arab.(Yogyakarta: SUKSES Ofsset, 2008), hlm. 2.
[12] Harimurti Kridalaksana. Kamus linguistik. (Jakarta: PT Gramedia, 1984), hlm. 114.
[13] Henry G. Tarigan. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 150
[14] Hendry Guntur Tarigan, op. cit., h. 37.
[15] Robert Lado, op. cit., 297.
[16] Hendry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa (Jakarta: P2LPTK, 1989), h. 37.
[17] Robert Lado, op. cit., h. 325.
[18] Ibid, h. 330.
[19] Henry Guntur Tarigan, loc. cit.
[20] Robert Lado, op. cit., h. 342.
[21] Henry Guntur Tarigan, loc. cit.
[22] Robert Lado, op. cit., h. 335.
[23] Harimurti Kridalaksana, loc. cit.
[24] Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 139.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar